· Teori Biaya Perusahaan
Biaya menurut prinsip ekonomidari Mankiw adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam pengertian ini ihari biaya sering disama artikan dengan ongkos, padahal dalam tata praktek keuangan dan akuntansi apalagi dalam pengertian ekonomi (secara keseluruhan) pengertian itu jelas beda. Biaya sering berhubungan dengan pengeluaran yang mengharapkan kontrapsepsi dari tujuannya, dan biasanya hasilnya baru bisa dinikmati dimasa yang akan datang. Sedangkan ongkos (expenses) sering berhubungan dengan pengeluaran sebagai imbal jasa karena sudah memanfaatkan sesuatu barang atau jasa saat itu juga. Misalkan membuat rumah untuk dikontrakan pengeluarannya disebut sebagai biaya pembangunan rumah. Sedangkan membuat rumah hanya untuk tempat tinggal sendiri pengeluarannya disebut sebagai ongkos. Pengeluaran untuk transportasi atas kunjungan bisnis disebut biaya, akan tetapi bila kunjungan itu hanya untuk wisata maka disebut ongkos dan masih banyak contoh lain yang bisa dilihat sehari – hari. Lalu, apakah kemudian perbedaan atas pengertian ongkos dan biaya itu akan “membahayakan” dunia perekonomian? Bisa ya bisa tidak. Bila suatu pengeluaran yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang dianggap sebagai ongkos maka akan merugikan pihak yang mengeluarkan dana. Sebaliknya bila ongkos dianggap sebagai biaya maka tentu saja akan merugikan si penerima. Dalam akuntansi pengertian biaya dan ongkos terkadang disamakan karena kedua – duanya dianggap sebagai beban.
· Macam – macam Biaya
Secara teoritis biaya ekonomi dipandang dari sisi waktu dapat digolongkan menjadi 2 saya yaitu biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Tidak ada hal mendasar dari perbedaan rentang waktu ini kecuali bahwa dalam jangka panjang secara teoritis semua biaya digolongkan sebagai biaya variabel. Dari sisi pemanfaatan biaya digolongkan menjadi 2 macam yaitu:
1. Biaya explisit yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi. Pengertian ini jelas sudah sering dibahas pada teori pilihan produsen yaitu pada kondisi dimana biaya adalah merupakan fungsi tujuan perusahaan [ C=PTKTK + PMM].
2. Biaya implisit, pengertian biaya implisit merujuk pada definisi matematika yaitu biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apabila digunakan. Perhatikan fungsi berikut ini: PTKTK + PMM – C = 0 atau C – PTKTK – PMM = 0 Bila: PTKTK + PMM > →≠ 0 – itu berarti biaya yang dicadangkan lebih kecil dari biaya mendapatkan faktor produksi berarti secara implisit biayanya kurang. Bila PTKTK + PMM < C → C – PTKTK + PMM ≠ 0 + artinya biaya mendapatkan faktor produksi lebih rendah dari ang dianggarkan, dengan demikian secara implisit biayanya berlebihan. Secara teoritis kekurangan atau kelebihan biaya dalam ilmu ekonomi implikasinya tidak baik bagi perusahaan. Kekurangan biaya menandakan bahwa kemampuan perencanaan perusahaan relatif kurang baik, harga – harga naik diluar batas kewajaran atau adanya manipulasi harga, kelebihan biaya yang dianggarkan menandakan perusahaan terlalu berlebihan dalam menilai harga faktor produksi, harga faktor produksi relatif turun (mungkin karena naiknya penawaran faktor produksi) dan karena adanya manipulasi harga. Dari sisi perencanaan strategis konsep biaya implisit relatif menguntungkan karena perhitungan pendahuluan atas biaya untuk mendapatkan faktor produksi dengan berbagai macam pertimbangan menjadikan perusahaan bisa menghemat pengeluaran.
Berdasarkan pertanggungjawabannya, biaya digolongkan menjadi 2 macam yaitu biaya internal dan biaya external. Biaya internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan (eksplisit maupun implisit). Biaya eksternal adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan dampak atau akibat dari operasional perusahaan. Misalnya biaya atas pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan, biaya program peningkatan peran serta perusahaan terhadap lingkungan dan lain sebagainya.
Dipandang dari sisi waktu biaya dalam jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1. Biaya tetap (Fixed Cost = FC). Yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tidak memandang apakah perusahaan itu sedang menghasilkan barang atau tidak. Biaya tetap ini biasanya dalam bentuk gaji karyawan, abodemen, sewa dan lain sebagainya. Secara teoritis jenis biaya ini sangat penting dan krusial bagi perusahaan, karena setidaknya biaya tetap ini akan mempengaruhi operasional perusahaan dalam hal penentuan tingkat impas, penentuan tingkat leverage dan maksimum biaya. Dalam tahap dimana perusahaan tidak berproduksi maka biaya tetap adalah merupakan biaya totalnya jadi FC = FC.
2. Biaya Variabel (Variabel Cost = VC). Yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan besar kecilnya unit produksi yang dihasilkan. Bila misalnya tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan tidak digaji melainkan di upah, maka bebannya termasuk dalam biaya variabel ini, bukan dalam biaya tetap. Secara teoritis biaya variabel dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
a. Biaya variabel yang bersifat progresif, yaitu biaya variabel yang nilainya semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya beban produksi.
b. Biaya variabel yang bersifat proporsional, yaitu biaya variabel yang proporsi nilainya sama dengan proporsi pertambahan beban produksi.
c. Biaya variabel yang bersifat degresif, yaitu biaya variabel yang nilainya semakin menurun seiring bertambahnya beban produksi.
Oleh karena VC ini berhubungan dengan unit produksi maka VC = v x Q.
3. Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Sehingga:
TC = FC + VC ↔ TC = FC + vQ. Oleh karena biaya variabel adalah salah satu unsur biaya total maka macam biaya total pun mengikuti macam biaya variabel yaitu bersifat progresif, proporsional dan degresif.
Secara bisnis biaya total yang bersifat progresif relatif jarang kecuali bagi perusahaan yang cara kerjanya tidak efesien, menggunakan mesin – mesin tua dan aus, atau bisa juga perusahaan yang banyak menggunakan teknologi tinggi dan terkini. Yang paling umum pada perusahaan adalah biaya total proporsional dan degresif. Biaya total yang bersifat degresif berhubungan dengan skala ekonomis produksi (perbandingan terbalik antara produksi dengan biaya). Lebih umum lagi biasanya sifat dari biaya itu tergabung dalam satu operasi produksi perusahaan sehingga kemungkinannya adalah:
a. Tahap awal produksi biaya meningkat secara progresif karena masih kurang penghematan dan efesieni produksi. Tahap berikutnya biaya total akan relatif proporsional lalu akan cenderung menurun karena adanya skala ekonomis dalam produksi.
b. Tahap awal biaya bertambahnya secara proporsional lalu menurun akan tetapi karena skala produksi semakin membesar maka biaya bertambahnya secara progresif.
c. Tahap awal biaya bersifat progresif lalu hanya sebentar bersifat proporsional kemudian akan cenderung degresif.
*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)
*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)
Thank you so much . :D
BalasHapus