Senin, 29 Oktober 2012

Tulisan 1 "Bahasa Indonesia"


Autobiografi "Irsan Miryawan"

Ass. wr wb semuanya,
Kali ini saya akan menceritakan tentang biografi saya.

Saya lahir didaerah jakarta tepatnya di Rumah Sakit Husada daerah monas, saya lahir tahun 1992 dan kebetulan sekali saya anak pertama dan 3 bersaudara dari ayah saya yang bernama “Irman Salam” dan ibu saya yang bernama “Yanti Lasmirayanti”. Setelah saya lahir saya tinggal dirumah nenek saya di daerah tanah abang jakarta belakang rumah sakit harapan kita lebih tepatnya. Sekitar tahun 1996 saya pindah ke daerah Bekasi lebih tepatnya daerah tambun lebih tepatnya perumahan Bumi Lestari dan saya akhirnya besar disana. Tidak lama kemudian saya disekolahkan oleh orang tua saya di Playgroup daerah perumahan Mangun Jaya 2, saya lupa apa nama sekolahnya. Hehehe...

Setelah sekitar 1-2th saya lulus dari playgroup baru saya di sekolahkan di TK yang tidak jauh dari rumah saya, TK tersebut namanya TK. Paradise. Disana saya berawal dari Kelas 0a (Nol A) kelas 0a kalau menurut orang kelas pertama bila ingin sekolah lalu selanjutnya dikelas 0b (Nol B).

Setelah saya lulus di TK.Paradise sekitar umur 7 tahun saya masuk SD yang tidak jauh juga dari rumah saya ya sekitar 10-20 menitlah dari rumah ke sekolah. Sekolah tersebut bernama SDN Mekarsari 01, disana saya mendapat teman baru yang seumuran dengan saya. Selama 6 tahun sama bersekolah di SDN Mekarsari 01 tersebut saya merasa mendapatkan pendidikan yang layak dan mendapatkan wawasan ilmu yang cukup untuk saya asah kembali kelak nanti sudah besar.

Setelah saya lulus dari SDN Mekarsari 01 saya pindah rumah ke perumahan dukuh bima, awalnya disana saya merasa sangat kesepian karena tidak punya teman sama sekali dan akhirnya berjalannya waktu sekitar 2-3bln saya punya teman juga di sekitar perumahan tersebut tetapi beda cluster. Hehehe... temen – temen dirumah saya yang baru ini seru – seru nyambung obrolan dan pergaulannya dengan saya. Saya dan temen – temen dirumah iningin belajar organisasi, berawal dari organisasi karang taruna di cluster rumah saya. Nah disini saya dan temen – temen semuanya bekerja keras membangun bagaimana caranya Karang Taruna di Cluster ini tetap berjalan sesuai visi dan misinya. Dan akhirnya tugas pertama kita adalah membuat acara perkemahan yang dilaksanakan tepatnya waktu itu tanggal 17 agustus pada malam harinya. Di malam ini acaranya sangat seru banyak anak – anak yang membuat games – games seru dan bercerita – bercerita horror.
Setelah itu saya melanjutkan sekolah saya ke sebuah SMP Negeri yang bernama SMPN 1 Tambun Selatan, disana saya mendapatkan teman baru dan teman – teman saya seru – seru. Sering ngejahilin gurulah, ngejahilin temen sendiri. Sampe – sampe waktu itu pernah suatu hari saya & teman – teman kelas saya dipanggil guru BP karena teman saya coret – coret meja kelas dan akhirnya karena masalah itu dipanggil BP. Tapi seru karena bisa have fun bareng sama temen – temen. Hahaha... dan mungkin masih SMP kali ya jadi kelakuan & sifatnya masih labil. Hahaha...
Selama sama di SMP saya mendapatkan pelajaran yang banyak sekali dan wawasan ilmu untuk saya belajar bertambah... setelah 3 tahun saya lulus dari sekolah itu saya sempet bingung mau melanjutkan kemana tujuam saya berikutnya dengan maksud lanjut ke SMA atau SMK ????
Setelah dipikir – pikir, saya banyak bertanya ke orang tua saya akhirnya saya masuk SMK di SMKN 1 Cikarang Barat. Disekolah ini saya mengmbil jurusan Teknik Mesin yang banyak mempelajari tentang dunia otomotif mobil. Karena saya dulu sampai sekarang seneng dunia otomotif makannya saya ambil jurusan ini deh. Hehehe... di sekolah ini saya bisa tau bagaimana cara pembuatan mobil dari awal sampai akhir selesainya seperti apa alhamdulillah diberitahu pada saat materi praktek dibengkel sekolah... selama saya bersekolah disini saya sangat was – was sekali bila berangkat dan pulang sekolah, karena sekolah saya ini adalah sekolah yang sangat dikenal sekali banyak musuhnya. Salah satunya sebelah sekolah saya itu yang bernama “Wijaya Kusuma” itu adalah salah 1 sekolah yang menjadi musuh sekolah saya.
Pada suatu hari pernah terjadi tawuran antara sekolah saya dengan sekolah “Wijaya Kusuma” tersebut, faktor yang terjadi itu karena faktor perempuan & salah paham. Karena tawuran tersebut yang terhadi di tambun stasiun bekasi ini sebuah angkot atau bisa ¾ terkena lemparan batu yang mengakibatkn kaca si mobil pecah. Setelah kejadian ini pihak si angkot langsung datang besoknya ke sekolah saya dan siswa yang telah melemparkan batu ke arah mobil si angkot ini telah di panggil oleh pihak sekolah dan disuruh meminta maaf kepada si supir angkot tersebut da sedikit menggantikan uang untuk membetulkan angkot yang rusak tersebut. Banyak sekali sejarah saya sekolah disini, dari mulai sekolah ini terkenal tawurannya, kk kelas yang sok – sok’an jadi paling senior dan palingpengen di hormatinlah, pokoknya banyak banget sejarah saya bersekolah di SMK tersebut.
Pada saat saya SMK saya hobby didunia otomotif dan akhirnya saya bergabung dengan club motor besar yang bernama “SMOG Indonesia” atau Supermoto Owner Group, disana saya banyak di ajarkan cara mengendarai motor yang baik, terus fungsi – fungsi dari bagian – bagian motor, pokoknya soal wawasan di dunia motor besar. Dan disanapun saya pertama kalinya yang namanya ikut touring atau pergi ke luar kota ketempat saudara SMOG yang ada di wilayah lain. Pertamanya memang saya takut tapi setelah saya ikut SRC (Safery Riding Course) saya sedikit tidak takut pada saat touring. Dan sampai sekarang pun saya masih bergabung dengan club motor besar tersebut.

Setelah saya lulus SMKN 1 Cikarang Barat saya masuk ke Universitas Gunadarma dengan mengambil jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer. Kenapa saya bisa masuk Universitas Gunadarma itu karena saya tidak mendapatkan di sebuah universitas negeri dibilangan daerah kota jogja makannya akhirnya saya memilih Universitas Gunadarma karena menurut banyak orang dan temen – temen saya Universitas Gunadarma itu bagus dalam bidang komputernya. Awal ada pengospekan dari universitas, disitu saya dan temen – temen kampus saya yang lain di perkenalkan seluruh informasi Universitas Gunadarma mulai dari ruang pegajaran, mata kuliah, fasilitas, dan UMK Kemahawasiswaannya. Pada saat mengikuti ospek saya melihat ada UKM Photography bernama SNAP (Sarana Nongkrong Anak Photography) di Gunadarma dan saya sangat tertarik di bidang photography karena saya memang sudah hobby dari umur 16 tahun pada saat saya SMK dulu. Setelah ospek saya selesai saya langsung mendaftarkan diri ke UKM Photography tersebut. Sayangnya saya hanya satu-satunya mahasiswa Universitas Gunadarma (Bekasi) yang berminat dibidang Photography. Apa boleh buat saya setiap hari selasa & sabtu harus datang ke Universitas Gunadarma Kelapa 2 (Kampus E) disana ada 1 ruangan khusus UKM Photography letaknya di E4410. Pertama kali saya datang memperkenalkan diri saya ke para senior di SNAP, disana saya diterima dengan senang hati karena tujuan awal saya ya ingin memperdalam ilmu Photography saya.
Setelah lama saya di SNAP saya akhirnya saya sudah banyak mengetahui soal fotografi itu bagaimana teknik – tekniknya dan diluar SNAP juga saya bergabung dengan komunitas fotografi yang bernama JTPC (Jakarta Timur Photography Community) di daerah Jakarta Timur letaknya di Taman Wisata Kuliner Kalimalang, disana juga saya bertemu dengan para fotografer – fotografer profesional yang sudah lama menggeluti dunia fotografi. Waktu itu saya pertama kali motret menghasilkan uang ya pada saat ikut bergabung dengan komunitas fotografi JTPC, yaitu motret event Johnnie Walker dan  disana saya sebagai forografer paparazi, forografer paparazi yaitu forografer yang memotret setiap tamu yang datang tetapi dengan cara candid. Di cara tersebut ternyata yang dateng adala orang – orang penting atau bos – bos besar seperti mafia – mafia hongkong di luar negeri. Di event ini sata dibayar lumayan besar karena saya bisa mengganti hp blackberry saya yang tadinya bold 9000 menjadi onyx 9700. Karena ssudah menghasilkan sedikit uang, saya jadi tertarik ingin lebih mendalami dnunia forografi. Dan akhirnya sekarang fotografi jadi pekerjaan saya mencari uang dan hasilnya lumayanlah bisa menambah uang jajan kuliah saya sampai sekarang. Dan saya sudah berjanji tidak akan meninggalkan hobby dan pekerjaan fotografer saya ini sampai kapanpun.

Hari kedua saya masuk kampus saya mendapatkan kelas 1KA26 yang anak – anaknya itu ternyata seru – seru padahal awalnya saya kira kelas ini bakalan bakalan buat saya Bete, eh ternyata kelas ini seru, ada waktunya bercanda dan ada waktunya untulk belajar. Disini saya pertama kali berkenalan sama temen – temen saya yang bernama Yogi, Jordy, Mario, Roy, Fitry, Bayu, Yohannes. Mereka – mereka ini anak – anak yang pintar dan anak – anak yang hobby’nya melawak, sehari tidak melawak mungkin menurut saya mereka akan bosen kali ya ?! hahaha.....
Akhirnya saya terus – menerus berkumpul dengan mereka ber-8 termasuk saya dan pada wakt itu sedang bercanda tawa akhirnya ada yang nyeletuk memberi kan nama genk ber-8 ini D’laso yang artinya menurut temen – temen saya itu kotor sekali. Hahaha...tapi karena memang awalnya hanya untuk lucu – lucuan ya sudahlah akhinya terbentuklah nama D’Laso itu untuk ke-8 temen saya ini. Hahahaha.....


Setelah itu saya mendapat teman baru juga atau tongkrngan di dalam kampus dan tongkrongan tersebut sering sekali disebut Hydrant, kenapa disebut hydrant karena di sepanjang bangku itu ada 1 Hydrant (Tempat Keluar Air untuk pemadam kebakaran). Makannya bisa disebut hydrant, disana anak – anaknya itu ternyata anak semester akhirnya semuanya ya paling kecil semester 5 pada saat saya pertama kali nongkrong di hydrant tersebut. Lalu sama nongkrong disitu dan sayalah orang yang paling kecil di hydrant. Karena saya pada saat itu baru semester 1. Hahaha...

Tidak lama kemudian saya masuk organisasi kepemudaan diluar kampus yang bernama AMRI (Angkatan  Muda Republik Indonesia) AMRI Bediri berdasarkan azas pancasila dan yang mendirikan AMRI inilah kebetulan cucunya Alm. Bapak Pahlawan kita Soeharto yaitu mas Putra Wibowo dan Mba Putri. AMRI adalah wadah para generasi pelurus bangsa bukan hanya penerus bangsa. Visi & Misi AMRI adalah:
·         Visi: Melahirkan Intelektual Muda bangsa indonesia yang mengedepankan nilai
               moral dan budi pekerti demi kesejahteraan rakyat indonesia.
·         Misi: Mandiri dalam ekonomi, Berbakti dalam pendidikan, Berkepribadian dalam
         budaya dan Berdaulat dalam Kebangsaan.

Dan AMRI sendiri mempunyai janji yang berisi tentang:
·         Janji AMRI:
1.      PANGGIL KAMI GENERASI MERAH PUTIH.
2.      SEBUT KAMI PENJAGA NKRI.
3.      INGAT KAMI PELINDUNG IBU PERTIWI.
4.      SUMPAH KAMI TERJAGA SAMPAI MATI.
5.      KAMI ADA UNTUKMU GARUDA.
6.      KAMI BERNYAWA UNTUKMU PANCASILA.
7.      KAMI BERJUANG UNTUKMU NUSA BANGSA.
8.      HIDUP KAMI UNTUMU INDONESIA.

Itulah sedikit soal organisasi kepemudaan AMRI yang ingin saya ceritakan...
Dan alhamdulillah saya masih di organisasi kepemudaan AMRI ini.

Setelah sekitar 1 tahun saya dikelas 1KA26 Tingkat 1 pada semester 1 saya mendapatkan IP lumayan besar dan semester 2 lumayan menyedihkan karena saya waktu itu jarang masuk dikarenakan saya sibuk bekerja mendapatkan job – job foto yang lumayan banyak jadi kuliah saya sedikit terbengkalai. Lalu saya naik ke Tingkat 2 kelas 2KA28, disini saya mendapatkan kelas yang anak – anaknya sangat baik – baik sekali, tapi awalnya ya menurut saya kurang baik karena anak – anaknya pendiam tapi ternayata perkiraan saya itu salah. Setelah 2-3 minggu berjalan waktu kuliah baru sedikit kelihatan betapa mereka suka bercanda, hangout bareng mereka. Dengan cara mengadakan kerja kelompok bareng, futsal bareng dan sparing dengan kelas – kelas lain.
Dan dikelas ini pun saya akhirnya mendapatkan temen yang mempunyai hobby yang sama yaitu fotografi, anak teresbut namanya raditya, beliau juga suka karena fotografi tapi beliau hanya hobby dan tidak dijadiin pekerjaan atau hal mencari uang di dunia fotografi.
Saya bercita - cita ingin menjadi photografer yang handal & mahir. 

Sedikit saya menceritakan soal otobiografi saya dari kecil sampai sudah besar seperti ini.
dan alhamdulillah sampai sekarang pun sama masih bergabung di club motor besar  SMOG (Supermoto Owner Group Indonesia) , Komunitas fotografi SNAP (Sarana Nongkrong Anak Photography) di dalam kampus dan diluar kampus komunitas fotografi JTPC (Jakarta Timur Photography Community) dan organisasi kepemudaan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia). 

                                                                                                 BADEGOS RONGGAS

Rabu, 04 April 2012

Tugas 2 "Teori Organisasi Umum 2"

Soal 1

Bila diketahui fungsi biaya atas produksi barang X nya adalah TC = 8000 + 25Q. Bila misalkan perusahaan menetapkan harga jual produk/unit Rp. 40, maka tentukanlah berapa besar keuntungan perusahaan bila jumlah produksinya sebanyak 5000 unit dan tentukan juga berupa besarnya jumlah yang harus diproduksi bila perusahaan ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 100.000. (dalam contoh kasus ini, jumlah produksi impas tidak diminta untuk dihitung maka sebaiknya tetap menggunakan rumus konvesional)
Jawab:
  ŋ = TR - TC
  ŋ = 40.(5000) – 8000 – 25(5000)
  ŋ = 200.000 – 8000 – 125.000 = 200.000 – 133.000 = Rp. 67.000
  bila → ŋ = 100.000
 100.000 = 40 (Q) – 8000 – 25Q
 100.000 + 8000 = 40Q – 25Q
 108.000 = 15Q   
                



Soal 2 
      Bila diketahui fungsi biaya atas produksi barang X nya adalah TC = 9000 + 50Q. Bila misalkan perusahaan menetapkan harga jual produk/unit Rp. 100, maka tentukanlah berapa besar keuntungan perusahaan bila jumlah produksinya sebanyak 6000 unit dan tentukan juga berupa besarnya jumlah yang harus diproduksi bila perusahaan ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 400.000. (dalam contoh kasus ini, jumlah produksi impas tidak diminta untuk dihitung maka sebaiknya tetap menggunakan rumus konvesional)
Jawab:
                ŋ = TR - TC
                ŋ = 100.(6000) – 9000 – 50(6000)
                ŋ = 600.000 – 9000 – 300.000 = 600.000 – 309.000 = Rp. 291.000
                bila → ŋ = 400.000
                400.000 = 100 (Q) – 9000 – 50Q
                400.000 + 9000 = 100Q – 50Q
                409.000 = 50Q
               
                
*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)

Rabu, 21 Maret 2012

Tugas "Teori Organisasi Umum 2"

·         Teori Biaya Perusahaan
Biaya menurut prinsip ekonomidari Mankiw adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam pengertian ini ihari biaya sering disama artikan dengan ongkos, padahal dalam tata praktek keuangan dan akuntansi apalagi dalam pengertian ekonomi (secara keseluruhan) pengertian itu jelas beda. Biaya sering berhubungan dengan pengeluaran yang mengharapkan kontrapsepsi dari tujuannya, dan biasanya hasilnya baru bisa dinikmati dimasa yang akan datang. Sedangkan ongkos (expenses) sering berhubungan dengan pengeluaran sebagai imbal jasa karena sudah memanfaatkan sesuatu barang atau jasa saat itu juga. Misalkan membuat rumah untuk dikontrakan pengeluarannya disebut sebagai biaya pembangunan rumah. Sedangkan membuat rumah hanya untuk tempat tinggal sendiri pengeluarannya disebut sebagai ongkos. Pengeluaran untuk transportasi atas kunjungan bisnis disebut biaya, akan tetapi bila kunjungan itu hanya untuk wisata maka disebut ongkos dan masih banyak contoh lain yang bisa dilihat sehari – hari. Lalu, apakah kemudian perbedaan atas pengertian ongkos dan biaya itu akan “membahayakan” dunia perekonomian? Bisa ya bisa tidak. Bila suatu pengeluaran yang bertujuan untuk  mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang dianggap sebagai ongkos maka akan merugikan pihak yang mengeluarkan dana. Sebaliknya bila ongkos dianggap sebagai biaya maka tentu saja akan merugikan si penerima. Dalam akuntansi pengertian biaya dan ongkos terkadang disamakan karena kedua – duanya dianggap sebagai beban.

·         Macam – macam Biaya
Secara teoritis biaya ekonomi dipandang dari sisi waktu dapat digolongkan menjadi 2 saya yaitu biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Tidak ada hal mendasar dari perbedaan rentang waktu ini kecuali bahwa dalam jangka panjang secara teoritis semua biaya digolongkan sebagai biaya variabel. Dari sisi pemanfaatan biaya digolongkan menjadi 2 macam yaitu:
1.    Biaya explisit yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi. Pengertian ini jelas sudah sering dibahas pada teori pilihan produsen yaitu pada kondisi dimana biaya adalah merupakan fungsi tujuan perusahaan [ C=PTKTK + PMM].
2.    Biaya implisit, pengertian biaya implisit merujuk pada definisi matematika yaitu biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apabila digunakan. Perhatikan fungsi berikut ini: PTKTK + PMM – C = 0 atau C – PTKTK – PMM = 0 Bila: PTKTK + PMM > →≠ 0 – itu berarti biaya yang dicadangkan lebih kecil dari biaya mendapatkan faktor produksi berarti secara implisit biayanya kurang. Bila PTKTK + PMM < C → C – PTKTK + PMM ≠ 0 + artinya biaya mendapatkan faktor produksi lebih rendah dari ang dianggarkan, dengan demikian secara implisit biayanya berlebihan. Secara teoritis kekurangan atau kelebihan biaya dalam ilmu ekonomi implikasinya tidak baik bagi perusahaan. Kekurangan biaya menandakan bahwa kemampuan perencanaan perusahaan relatif kurang baik, harga – harga naik diluar batas kewajaran atau adanya manipulasi harga, kelebihan biaya yang dianggarkan menandakan perusahaan terlalu berlebihan dalam menilai harga faktor produksi, harga faktor produksi relatif turun (mungkin karena naiknya penawaran faktor produksi) dan karena adanya manipulasi harga. Dari sisi perencanaan strategis konsep biaya implisit relatif menguntungkan karena perhitungan pendahuluan atas biaya untuk mendapatkan faktor produksi dengan berbagai macam pertimbangan menjadikan perusahaan bisa menghemat pengeluaran.
Berdasarkan pertanggungjawabannya, biaya digolongkan menjadi 2 macam  yaitu biaya internal dan biaya external. Biaya internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan (eksplisit maupun implisit). Biaya eksternal adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan dampak atau akibat dari operasional perusahaan. Misalnya biaya atas pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan, biaya program peningkatan peran serta perusahaan terhadap lingkungan dan lain sebagainya.

Dipandang dari sisi waktu biaya dalam jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1.    Biaya tetap (Fixed Cost = FC). Yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tidak memandang apakah perusahaan itu sedang menghasilkan barang atau tidak. Biaya tetap ini biasanya dalam bentuk gaji karyawan, abodemen, sewa dan lain sebagainya. Secara teoritis jenis biaya ini sangat penting dan krusial bagi perusahaan, karena setidaknya biaya tetap ini akan mempengaruhi operasional perusahaan dalam hal penentuan tingkat impas, penentuan tingkat leverage dan maksimum biaya. Dalam tahap dimana perusahaan tidak berproduksi maka biaya tetap adalah merupakan biaya totalnya jadi FC = FC.
2.    Biaya Variabel (Variabel Cost = VC). Yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan besar kecilnya unit produksi yang dihasilkan. Bila misalnya tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan tidak digaji melainkan di upah, maka bebannya termasuk dalam biaya variabel ini, bukan dalam biaya tetap. Secara teoritis biaya variabel dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
a.    Biaya variabel yang bersifat progresif, yaitu biaya variabel yang nilainya semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya beban produksi.
b.    Biaya variabel yang bersifat proporsional, yaitu biaya variabel yang proporsi nilainya sama dengan proporsi pertambahan beban produksi.
c.    Biaya variabel yang bersifat degresif, yaitu biaya variabel yang nilainya semakin menurun seiring bertambahnya beban produksi.
Oleh karena VC ini berhubungan dengan unit produksi maka VC = v x Q.
3.    Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Sehingga:
TC = FC + VC ↔ TC = FC + vQ. Oleh karena biaya variabel adalah salah satu unsur biaya total maka macam biaya total pun mengikuti macam biaya variabel yaitu bersifat progresif, proporsional dan degresif.


Secara bisnis biaya total yang bersifat progresif relatif jarang kecuali bagi perusahaan yang cara kerjanya tidak efesien, menggunakan mesin – mesin tua dan aus, atau bisa juga perusahaan yang banyak menggunakan teknologi tinggi dan terkini. Yang paling umum pada perusahaan adalah biaya total proporsional dan degresif. Biaya total yang bersifat degresif berhubungan dengan skala ekonomis produksi (perbandingan terbalik antara produksi dengan biaya). Lebih umum lagi biasanya sifat dari biaya itu tergabung dalam satu operasi produksi perusahaan sehingga kemungkinannya adalah:
a.    Tahap awal produksi biaya meningkat secara progresif karena masih kurang penghematan dan efesieni produksi. Tahap berikutnya biaya total akan relatif proporsional lalu akan cenderung menurun karena adanya skala ekonomis dalam produksi.
b.    Tahap awal biaya bertambahnya secara proporsional lalu menurun akan tetapi karena skala produksi semakin membesar maka biaya bertambahnya secara progresif.
c.    Tahap awal biaya bersifat progresif lalu hanya sebentar bersifat proporsional kemudian akan cenderung degresif. 

*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)


Tulisan 5 "Teori Organisasi Umum 2"

Secara bisnis biaya total yang bersifat progresif relatif jarang kecuali bagi perusahaan yang cara kerjanya tidak efesien, menggunakan mesin – mesin tua dan aus, atau bisa juga perusahaan yang banyak menggunakan teknologi tinggi dan terkini. Yang paling umum pada perusahaan adalah biaya total proporsional dan degresif. Biaya total yang bersifat degresif berhubungan dengan skala ekonomis produksi (perbandingan terbalik antara produksi dengan biaya). Lebih umum lagi biasanya sifat dari biaya itu tergabung dalam satu operasi produksi perusahaan sehingga kemungkinannya adalah:
a.    Tahap awal produksi biaya meningkat secara progresif karena masih kurang penghematan dan efesieni produksi. Tahap berikutnya biaya total akan relatif proporsional lalu akan cenderung menurun karena adanya skala ekonomis dalam produksi.
b.    Tahap awal biaya bertambahnya secara proporsional lalu menurun akan tetapi karena skala produksi semakin membesar maka biaya bertambahnya secara progresif.
Tahap awal biaya bersifat progresif lalu hanya sebentar bersifat proporsional kemudian akan cenderung degresif.

*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)

Tulisan 4 "Teori Organisasi Umum 2"

Dipandang dari sisi waktu biaya dalam jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1.    Biaya tetap (Fixed Cost = FC). Yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tidak memandang apakah perusahaan itu sedang menghasilkan barang atau tidak. Biaya tetap ini biasanya dalam bentuk gaji karyawan, abodemen, sewa dan lain sebagainya. Secara teoritis jenis biaya ini sangat penting dan krusial bagi perusahaan, karena setidaknya biaya tetap ini akan mempengaruhi operasional perusahaan dalam hal penentuan tingkat impas, penentuan tingkat leverage dan maksimum biaya. Dalam tahap dimana perusahaan tidak berproduksi maka biaya tetap adalah merupakan biaya totalnya jadi FC = FC.
2.    Biaya Variabel (Variabel Cost = VC). Yaitu segala macam biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan besar kecilnya unit produksi yang dihasilkan. Bila misalnya tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan tidak digaji melainkan di upah, maka bebannya termasuk dalam biaya variabel ini, bukan dalam biaya tetap. Secara teoritis biaya variabel dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
a.    Biaya variabel yang bersifat progresif, yaitu biaya variabel yang nilainya semakin besar seiring dengan semakin bertambahnya beban produksi.
b.    Biaya variabel yang bersifat proporsional, yaitu biaya variabel yang proporsi nilainya sama dengan proporsi pertambahan beban produksi.
c.    Biaya variabel yang bersifat degresif, yaitu biaya variabel yang nilainya semakin menurun seiring bertambahnya beban produksi.
Oleh karena VC ini berhubungan dengan unit produksi maka VC = v x Q.
3.    Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Sehingga:
TC = FC + VC ↔ TC = FC + vQ. Oleh karena biaya variabel adalah salah satu unsur biaya total maka macam biaya total pun mengikuti macam biaya variabel yaitu bersifat progresif, proporsional dan degresif.

*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)

Tulisan 3 "Teori Organisasi Umum 2"

Berdasarkan pertanggungjawabannya, biaya digolongkan menjadi 2 macam  yaitu:
Biaya Internal dan Biaya External.
- Biaya Internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan (eksplisit maupun implisit).
- Biaya Eksternal adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan dampak atau akibat dari operasional perusahaan. Misalnya biaya atas pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan, biaya program peningkatan peran serta perusahaan terhadap lingkungan dan lain sebagainya.

*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)

Selasa, 20 Maret 2012

Tulisan 2 "Teori Organisasi Umum 2"

·         Macam – macam Biaya

Secara teoritis biaya ekonomi dipandang dari sisi waktu dapat digolongkan menjadi 2 saya yaitu biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Tidak ada hal mendasar dari perbedaan rentang waktu ini kecuali bahwa dalam jangka panjang secara teoritis semua biaya digolongkan sebagai biaya variabel. Dari sisi pemanfaatan biaya digolongkan menjadi 2 macam yaitu:
1.    Biaya explisit yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi. Pengertian ini jelas sudah sering dibahas pada teori pilihan produsen yaitu pada kondisi dimana biaya adalah merupakan fungsi tujuan perusahaan [ C=PTKTK + PMM].
2.    Biaya implisit, pengertian biaya implisit merujuk pada definisi matematika yaitu biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apabila digunakan. Perhatikan fungsi berikut ini: PTKTK + PMM – C = 0 atau C – PTKTK – PMM = 0 Bila: PTKTK + PMM > →≠ 0 – itu berarti biaya yang dicadangkan lebih kecil dari biaya mendapatkan faktor produksi berarti secara implisit biayanya kurang. Bila PTKTK + PMM < C → C – PTKTK + PMM ≠ 0 + artinya biaya mendapatkan faktor produksi lebih rendah dari ang dianggarkan, dengan demikian secara implisit biayanya berlebihan. Secara teoritis kekurangan atau kelebihan biaya dalam ilmu ekonomi implikasinya tidak baik bagi perusahaan. Kekurangan biaya menandakan bahwa kemampuan perencanaan perusahaan relatif kurang baik, harga – harga naik diluar batas kewajaran atau adanya manipulasi harga, kelebihan biaya yang dianggarkan menandakan perusahaan terlalu berlebihan dalam menilai harga faktor produksi, harga faktor produksi relatif turun (mungkin karena naiknya penawaran faktor produksi) dan karena adanya manipulasi harga. Dari sisi perencanaan strategis konsep biaya implisit relatif menguntungkan karena perhitungan pendahuluan atas biaya untuk mendapatkan faktor produksi dengan berbagai macam pertimbangan menjadikan perusahaan bisa menghemat pengeluaran.
  
*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)

Selasa, 13 Maret 2012

Tulisan 1 "Teori Organisasi Umum 2"

·         Teori Biaya Perusahaan

Biaya menurut prinsip ekonomidari Mankiw adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam pengertian ini ihari biaya sering disama artikan dengan ongkos, padahal dalam tata praktek keuangan dan akuntansi apalagi dalam pengertian ekonomi (secara keseluruhan) pengertian itu jelas beda. Biaya sering berhubungan dengan pengeluaran yang mengharapkan kontrapsepsi dari tujuannya, dan biasanya hasilnya baru bisa dinikmati dimasa yang akan datang. Sedangkan ongkos (expenses) sering berhubungan dengan pengeluaran sebagai imbal jasa karena sudah memanfaatkan sesuatu barang atau jasa saat itu juga. Misalkan membuat rumah untuk dikontrakan pengeluarannya disebut sebagai biaya pembangunan rumah. Sedangkan membuat rumah hanya untuk tempat tinggal sendiri pengeluarannya disebut sebagai ongkos. Pengeluaran untuk transportasi atas kunjungan bisnis disebut biaya, akan tetapi bila kunjungan itu hanya untuk wisata maka disebut ongkos dan masih banyak contoh lain yang bisa dilihat sehari – hari. Lalu, apakah kemudian perbedaan atas pengertian ongkos dan biaya itu akan “membahayakan” dunia perekonomian? Bisa ya bisa tidak. Bila suatu pengeluaran yang bertujuan untuk  mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang dianggap sebagai ongkos maka akan merugikan pihak yang mengeluarkan dana. Sebaliknya bila ongkos dianggap sebagai biaya maka tentu saja akan merugikan si penerima. Dalam akuntansi pengertian biaya dan ongkos terkadang disamakan karena kedua – duanya dianggap sebagai beban.

*Sumber
Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Iskandar Putong)